BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha
kecil menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar
tetap eksis, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas
lapangan pekerjaan. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting
dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang
maupun negara maju.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan usaha kecil menengah
adalah mengenai pengelolaan keuangan. Karena banyak usaha kecil dan
menengah yang beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang
mudah dan sederhana. Namun dalam kenyataanya, pengelolaan keuangan pada
UKM membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis UKM.
Benjamin (1990) berpendapat bahwa kelemahan UKM dalam penyusunan
laporan keuangan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan dan
kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Raharjo
(1993) berpendapat bahwa rendahnya penyusunan laporan keuangan
disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan
laporan keuangan bagi UKM.
Sebagian besar UKM belum menggunakan sistem akuntansi yang benar.
Memang pada kenyataannya, berdagang dengan cara biasa di pasar, dimana
hanya mencatat uang keluar dan masuk (buku aliran kas dan stok barang)
memang lebih mudah. Tidak dapat dipungkiri, teori-teori dan
logika-logika akuntansi terkadang susah untuk dipahami, butuh pemahaman
konsep yang benar-benar harus dikuasai. Tentulah lebih mudah bagi para
wirausahawan itu untuk berdagang terus, daripada menghabiskan waktunya
untuk belajar akuntansi. Namun ternyata akuntansi mempunyai fungsi lain,
selain fungsi kontrol dan panduan pengambilan keputusan pengembangan
bisnis.
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat
menjadi dasar yang handal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam
pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar,
penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha
kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan
akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (bank). Kewajiban
penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat
dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dalam Undang-undang
perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan
pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil.
Masih banyak usaha kecil menengah (UKM) yang belum menyelenggarakan
pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Akibatnya, mereka memang
sulit mendapatkan kredit sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya
lebih baik lagi. Terbukti usaha kecil menengah yang telah menerapkan
sistem akuntansi dalam usaha mereka memperoleh kemudahan tidak hanya
untuk kemudahan kredit dari kreditur, tetapi juga untuk pengendalian
aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi
biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk
pengambilan keputusan usaha ke depannya. Karena tentunya laporan
keuangan badan usaha tersebutlah yang kelak digunakan oleh pihak ekstern
maupun intern untuk mengambil tindakan dalam memajukan usaha, misalnya
untuk keperluan investor pada pengembangan usaha.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh
suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan
keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode sebagai laporan
pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan.
Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam
memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan
modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak
dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik
dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang
dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat menentukan judul “
ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PADA UD LITABENA ”.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Membantu pelaku bisnis usaha kecil dan menengah dalam memahami penerapan sistem akuntansi.
Bertujuan untuk ikut mengembangkan ilmu pengetahuan, tentang usaha
kecil dan menengah sebagai wujud nyata keterkaitan dunia perguruan
tinggi dalam aspek pengabdian terhadap masyarakat khususnya usaha kecil
dan menengah dalam dunia praktis.
Manfaat
Dapat digunakan sebagai masukan bagi para pelaku usaha kecil
khususnya pengusaha batik untuk menerapkan sistem akuntansi di dalam
sebuah bisnisnya dan dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan
yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan
Dapat memperdalam ilmu pengetahuan yang telah di dapat dalam
sebelumnya di perkuliahan dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya,
khususnya penelitian yang berkaitan dengan sistem akuntansi UKM
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Organisasi/Perusahaan
Batik Jombang terletak pada motif dan warna, yang digali dari kebudayaan
daerah Jombang itu sendiri. Selain terkenal sebagai kota santri, pada
jaman kerajaan Majapahit, Jombang merupakan pintu gerbang kerajaan,
dengan keberadaan candi Rimbi yang terletak di daerah Wonosalam. Dengan
berbekal kekayaan warisan budaya dan agama tersebut, Litabena berusaha
memadukan dan menuangkannya kedalam seni batik, sehingga muncul
motif-motif khas yang terletak dengan sebutan “Motif Jombangan”.
Motif-motif yang telah berhasil digali dari khasanah budaya asli Jombang antara lain:
- Motif Arimbi, yang diambil dari salah satu relief yang ada di candi Rimbi Jombang.
- Motif Ringin Contong, merupakan motif yang diambil dari ringin yang berada ditengah-tengah kota Jombang.
- Motif Tapak Liman, merupakan motif yang diambil dari tanaman kebun yang tumbuh didaerah Jombang.
- Motif Sandur, merupakan motif yang diambil dari kesenian daerah yaitu “Sandur”, yang berada di Jombang utara.
Batik Jombang mempunyai corak dan warna yang khas, penggunaan
warna-warna yang berani seperti kombinasi “ijo-abang” (hijau dan merah)
serta kombinasi warna merah lainnya tampak sangat jelas dalam setiap
helai kain yang dihasilkan. Hal inilah yang menjadi perbedaan utama
antara batik Jombang dengan batik-batik daerah lain.
Litabena didirikan oleh Ibu Kusmiati, nama Litabena diambil dari
sebagian dari nama keempat anaknya yang sudah besar. Li dari nama Lilik,
Ta dari nama Rita, Be dari nama Benny, dan Na dari nama Nanang. Ibu
Kusmiati Slamet berharap dengan nama itu usaha batiknya dapat berkembang
menjadi besar. Pada saat ini produk batik Litabena telah beredar sampai
ke Jakarta, Kalimantan, Palembang, dan Lampung. Sepeninggal ibu
Kusmiati, sejak tahun 2009 sampai sekarang UD Litabena dikendalikan
anaknya yaitu Ibu Lilik Sri Rahayu.
Sejalan dengan perkembangan daerah, untuk mewujudkan motif khas Jombang,
maka Litabena muncul untuk mencari dan menggali kekayaan budaya
tersebut, kemudian menginterprestasikannya dalam bentuk seni batik.
Kegiatan ini dimulai sejak tahun 2003. Impian tersebut bukanlah tanpa
halangan, berbagai macam kendala teknis maupun administrasi telah muncul
menghadang setiap langkah Litabena untuk maju. Ketidaan tenaga kerja
pembatik merupakan kendala besar yang harus dihadapi oleh Litabena. Guna
mengatasi hal tersebut, Litabena berusaha memberdayakan masyarakat
sekitar dengan mengadakan pelatihan-pelatihan teknis dan sosialisasi
pembuatan batik. Kegiatan ini cukup berhasil, dengan munculnya tenaga
kerja yang baru yang cukup berbakat.
Dengan berbekal kemauan dan tekad yang berbaja, Litabena terus berusaha
untuk tetap eksis dalam persaingan produk yang semakin berkembang. Dan
berbekal ketrampilan dan kekayaan motif yang khas, Litabena berani
menatap masa depan dengan penuh rasa optimis.
2.2 Struktur Organisasi dan Bidang Usaha
2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Struktur
organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang
dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan
ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala
perusahaan dan jenis perusahaan ataupun suatu usaha tersebut. Struktur
perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang
untuk membuat kerja sama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang
berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan
dan menutupi kelemahan dari setiap bagian atau individu. Berikut adalah
struktur organisasi yang terdapat di UD Litabena .
2.2.2 Bidang usaha
Di UD Litabena bergerak dibidang usaha dagang yang memproduksi kain
batik yang terdiri dari pembuatan batik tulis, batik cap dan batik
printing (sablon). Jenis dan motif batik seiring dengan makin
berkembangnya motif yang sesuai dengan minat dan daya beli konsumen.
Adapun intensitas produksi batik berorientasi pada pesanan. Disana
menyediakan kain batik dengan harga puluhan ribu sampai dengan jutaan
rupiah, dan juga menerima pelatihan yang ingin belajar membatik dari
menggambar motif batik sampai menjadi kain batik.
2.3 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
2.3.1 Visi
Terwujudnya pengembangan usaha kecil menengah, usaha dagang, peningkatan dan pelestarian batik di kabupaten Jombang
2.3.2 Misi
Mengurangi angka pengangguran
Mengembangkan dan meningkatkan batik agar tidak punah
2.3.3 Tujuan Organisasi
Memberdayakan sumber daya manusia disekitar
Mengurangi angka pengangguran
2.4 Aktivitas Pada Bagian Kepegawaian
Aktivitas pada saat magang adalah di bagian produksi kain batik yang
dimulai dengan mengeblat atau menggambar motif batik, mencanting atau
melukis dengan lilin (malam) menggunakan canting, selanjutnya menutupi
dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak
berwarna). Tahap berikutnya mewarna kain, dan Proses selanjutnya adalah
nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang
telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Proses terakhir adalah mencuci
kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya
sebelum dapat digunakan dan dipakai.
BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA MAGANG
3.1 Aspek Kajian yang terdapat di objek KKM
3.1.1 Sistem Akuntansi
Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang
menghasilkan keluaran berupa sebuah informasi akuntansi seperti
informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai
informasi ini di luar (ekstern) perusahaan seperti kreditur, calon
investor, kantor pajak dan lainnya memerlukan informasi dalam kaitannya
dengan keperluan mereka. Sedangkan pemakai informasi dari dalam (intern)
perusahaan dalam hal ini seperti manajemen juga membutuhkan informasi
keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil kebijakan-kebijakan
untuk kelancaran perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah sistem informasi akuntansi bagi
pihak ekstern dan intern perusahaan, dibuatlah suatu sistem akuntansi.
Sistem ini dirancang untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi
pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak ekstern dan pihak intern
perusahaan.
Sistem akuntansi, (Haward F. Slettler dalam Baridwan, 1971) adalah
formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur,dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis
dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk
laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya,
dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,
kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Menurut Syamsul (1992), sistem akuntansi berasal dari dua buah kata
yaitu sistem yang berarti suatu kumpulan elemen-elemen yang saling
berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan akuntansi yang
artinya suatu aktifitas jasa yang memberikan informasi kuantitatif,
terutama bersitat keuangan, mengenai kesatuan ekonomi dengan maksud agar
berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Menurut Hall (2001:5) “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan atau sebuah subsistem-subsistem
yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Menurut Wijayanto
(2001:2)
“Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu
input, proses dan output”. Dari kedua definisi diatas sistem dapat
diartikan sebagai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling
berhubungan untuk berinteraksi dalam mencapai tujuan tertentu yang
melewati beberapa tahun yaitu input, proses dan output. Proses akuntansi
merupakan kegiatan yang rutin terjadi dalam suatu perusahaan. Secara
umum akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan untuk pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas dan kondisi perusahaan.
Menurut Boynton ,Johnson, dan Kell (2003:384)
Sistem Akuntansi (accounting system), terdiri dari metode-metode dan
catatan-catatan yang diciptakan untuk mendefenisikan, mengumpulkan,
menganalisis, mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi)
dan untuk memelihara akuntanbilitas dari aktiva-aktiva dan
kewajiban-kewajiban yang berhubungan.
Menurut Mulyadi (2001:3) “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan”.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan
catatan yaitu : Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga
memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan
keuangan.
3.1.2 Desain Sistem
Sistem akuntansi harus dirancang untuk memenuhi spesifikasi informasi
yang dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak
terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam merancang
sistem akuntansi adalah keseimbangan antara manfaat dan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut.
Agar efektif, laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus dibuat
secara tepat waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang disajikan dengan
pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai
pertimbangan didalam pengambilan keputusan.
Desainer (perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan
sistem akuntansi dan metode pemrosesan data baik pemrosesan data secara
manual maupun dengan menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk
membedakan pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup
penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak semua transaksi
dapat di proses dengan komputer dan kemampuan desainer sistem dalam
mengevaluasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan pengetahuan akan
prinsip-prinsip dasar sistem akuntansi.
Singkatnya, prinsip dasar yang terkandung dalam sistem akuntansi yang
baik kemungkinan besar sistem yang dirancang pada perusahaan tertentu
akan mengalami kesulitan ketika diterapkan.
3.1.3 Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Unsur-unsur dari suatu sistem akuntansi adalah :
- Formulir/dokumen
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi, serta merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi
dalam organisasi ke dalam catatan. Dalam sistem akuntansi secara manual,
media yang digunakan untuk merekam transaksi keuangan adalah formulir
yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer dipakai
berbagai media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data
seperti papan ketik , mice, voice, dan cats. Adapun peranan formulir dan
dokumen dalam sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan. Peranan ini dapat
dilihat dari pekerjaan membuat distribusi dan pembuatan laporan- laporan
untuk pimpinan.
Untuk menjaga aktiva-aktiva perusahaan. Peranan ini dapat dilihat
dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo
masing-masing rekening.
Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan. Peranan ini dapat
dilihat antara lain dari penggunaan surat perintah pengiriman untuk
mengirim barang-barang dan penggunaan surat perintah permintaan
pembelian agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan.
Untuk memudahkan penyusunan rencana-rencana kegiatan, penilaian hasil-hasilnya dan penyesuaian rencana-rencana.
Formulir digolongkan menjadi dua macam jika ditinjau dari pengolahan
data akuntansi, yaitu dokumen sumber (source document) dan dokumen
pendukung (supporting document). Dokumen sumber adalah dokumen yang
digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu,
sedangkan dokumen pendukung adalah dokumen yang melampirkan dokumen
sumber sebagai sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber.
- Catatan-catatan
Ada tiga catatan yang digunakan yaitu jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu.
- jurnal
Jurnal sering juga disebut dengan buku harian. Jurnal merupakan catatan
akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal ada dua yaitu jurnal
umum dan jurnal khusus. Salah satu cara untuk memproses data secara
lebih efisien pada sistem akuntansi manual adalah memperluas jurnal umum
dua kolom menjadi jurnal banyak kolom (jurnal multikolom). Setiap kolom
pada jurnal multikolom digunakan hanya untuk menampung transaksi yang
mempengaruhi akun tertentu. Jurnal multikolom hanya memadai pada
perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar penggunaan jurnal ini
tidak praktis. Oleh karena itu jurnal multikolom diganti dengan beberapa
jurnal khusus (special journal).
Setiap jurnal khusus dirancang untuk
mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Jurnal khusus
adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi, yang merupakan
bagian mendasar dari setiap sistem akuntansi. Pada perusahaan besar
jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal penjualan, jurnal
pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal
umum. Dalam jurnal terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil
peringkasannya berupa jumlah mata uang transaksi tertentu kemudian
diposting kerekening yang bersangkutan dalam buku besar.
- Buku besar
Buku besar utama (primary ledger), yang menampung semua akun neraca dan
laporan laba rugi disebut sebagai buku besar umum (general ledger).
Adapun buku besar ini terdiri dari banyak rekening yang dipakai untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening buku besar ini dapat dianggap sebagai tempat untuk
menggolongkan data keuangan dan dapat pula dianggap sebagai sumber
informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.
- Buku besar pembantu
Apabila terdapat jumlah akun yang sangat besar dengan karakteristik yang
sama, akun-akun tersebut dapat dikelompokkan ke suatu buku besar
terpisah yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Setiap
buku besar pembantu diwakili dalam buku besar umum oleh sebuah akun
perangkum yang disebut akun pengendali (controlling account). Dalam hal
ini hasil penjumlahan atas saldo pada buku besar pembantu harus sama
dengan saldo pada akun pengendali yang bersesuaian. Dari hal ini buku
besar pembantu dapat dianggap sebagai buku besar kedua yang mendukung
akun pengendali pada buku besar umum. Buku besar dan buku besar pembantu
merupakan catatan akuntansi akhir (books of final entry), artinya tidak
ada catatan akuntansi lain laagi sesudah data akuntansi diringkas dan
digolongkan dalam rekening buku besar dan buku besar pembantu, karena
proses selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan.
- Laporan
Unsur sistem akuntansi yang terakhir adalah laporan. Setelah transaksi
dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan
yang menghasilkan informasi tersebut dikenal sebagai laporan keuangan.
Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan,
jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Adapun
laporan keuangan dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas
pemilik, laporan arus kas, laporan perubahan laba yang ditahan. Data
yang terdapat dalam laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan
perubahan laba yang ditahan, laporan arus kas digunkan untuk suatu
periode waktu tertentu. Sementara data yang disajikan dalam neraca
adalah untuk tanggal tertentu. Ada empat tujuan umum pengembangan sistem
akuntansi yaitu:
Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilakan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan interen,
yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Ciri-ciri sistem akuntansi yang baik harus memiliki bagan perkiraan,
pedoman akuntansi, ada daftar tugas (job description), ada perkiraan
pengawasan, dokumen-dokumen sudah dinomori sebelumnya, dan metode-metode
lain yang bertujuan untuk mengawasi data yang masuk dan data yang
diproses. Jika ciri-ciri ini sudah terpenuhi maka dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi,
meningkatkan pengawasan internal check, melindungi harta benda
perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.
3.1.4 Fungsi Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi menunjukkan bahwa fungsi-fungsi akuntansi merupakan
maninvestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi akan
tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku dan catatan-catatan
akuntansi serta laporan yang disajikan. Oleh karena itu fungsi sistem
akuntansi akan sejalan dengan fungsi, bentuk-bentuk formulir dan
buku-buku akuntansi pada suatu perusahaan.
Adapun fungsi tersebut adalah :
Untuk menentukan hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan.
Dalam fungsi ini meliputi :
Adanya pemisahan keterangan jumlah barang dan catatan dari perusahaan.
Membuat laporan untuk pemimpin.
Untuk dapat mengikuti jalannya harta dan utang perusahaan.
Dalam fungsi ini meliputi pemeliharaan terhadap bermacam-macam rekening
seperti kas, perlengkapan, rekening kreditur, serte rekening pemilik.
Untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari perusahaan, antara lain :
- Membeli barang-barang atau bahan-bahan yang kemudian dijual kembali.
- Memerintahkan pabrik berproduksi.
- Memerintahkan pegawai pada bagian penjualan untuk memenuhi
- pesanan dari pelenggan atau konsumen.
- Hal-hal lain menyangkut pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Dengan demikian sistem akuntansi yang berkaitan dengan fungsinya
seharusnya dirancang untuk menjamin bahwa seluruh pengiriman
barang-barang oleh perusahaan dicatat dengan benar sebagai penjualan
yang tercermin dalam laporan keuangan dalam periode yang sesuai. Sistem
juga harus menghindari pencatatan ganda atas penjualan dan pencatatan
penjualan atau pengiriman yang tidak pernah dilakukan.
- Pengertian Akuntansi
Seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang, pengin Menurut Kieso (2002:2), akuntansi bisa didefinisikan
secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari
akuntansi: Pengidentifikasian, pengukuran, tentang Entitas ekonomi
kepada Pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini
telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.
Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah berubah secara
signifikan baik dari segi ukuran maupun komplekstitas, dan pemakai yang
berkepentingan juga telah bertambah secara substansial baik dari segi
jumlah maupun keragaman, pengkomunikasian informasi keuangan.
terpretasian hasil proses tersebut.
3.1.6 Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah
menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi
pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang smembutuhkan
informasi-informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun
dari luar perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data
ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan calon
pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit
dapat menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman.
Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam
kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan
perpajakan. Bahkan karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi
perusahaan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan
keuntungan yang mungkin dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.
3.1.7 Siklus Akuntansi
Dalam mengelola perusahaan, uang yang diterima maupun dikeluarkan perlu
dimanajemeni dengan baik. Dalam memenejemeni fungsi keuangan perlu
didukung fungsi akuntansi dan pembukuan yang baik dan benar. Pengertian
akuntansi telah mengalami perubahan waktu ke waktu, dimana akuntan
disebut juga dengan pemegang buku karena fungsi mereka mencatat setiap
transaksi keuangan yang terjadi kedalam buku yang disebut jurnal dan
buku besar. Daftar seluruh transaksi keuangan perusahaan ini merupakan
dasar untuk menghitung apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau
kerugian.
Urutan prosedur akuntansi sebagaimana normalnya dilakukan selama periode
akuntansi atau disebut juga siklus akuntansi memiliki beberapa tahap
antara lain:
Penganalisisan transaksi
Pencatatan transaksi atau pembukuan transaksi kedalam jurnal
Pemindahan kredit dan debit dari jurnal kea kun atau rekening yang sesuai dalam buku besar
Mempersiapkan neraca percobaan dan mengkomplikasikan angka-angka yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan
Mempersiapkan laporan keuangan
Membukukan penyesuaian dan menutup buku jurnal
Melakukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku
Menyiapkan neraca percobaan setelah menutup buku
3.1.8 Peran Akuntansi bagi UKM
Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat
menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam
pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar,
penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha
kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan
akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (Bank).
Kewajiban
penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat
dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dalam Undang-undang
perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan
pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil
akuntansi yang dilakukan pengusaha kecil dan menengah. Laporan keuangan
yang diibuat UKM mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Laporan keuangan UKM adalah pembukuan sederhana yang dibuat oleh
pengelola UKM untuk mengetahui apakah bisnis anda menguntungkan atau
justru merugikan.
Perusahaan adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan usaha baik
memproduksi barang ataupun jasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang
bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya.
Akuntansi sendiri menurut AICPA (American Institute of Certified Public
Accountans) adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian hasil proses
tersebut. Penerapan akuntansi dalam UKM memainkan peran yang penting
dalam memutuskan keberhasilan usaha. Namun disisi lain, para UKM kurang
memahami pentingya penerapan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
Perlunya penyusunan laporan keuangan bagi UKM sebenarnya bukan hanya
untuk kemudahan memperoleh kredit dari kreditur, tetapi untuk
pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan
efisiensi biaya-biaya yang terjadi dan pada akhirnya sebagai alat untuk
pengambilan keputusan perusahaan.
3.2 Sistem Kerja
Sistem kerja yang dilakukan di UD Litabena adalah sistem pembukuan UKM.
Berikut adalah prosedur-prosedur atau disebut juga sistem pembukuan pada
UKM untuk suatu periode waktu tertentu yang diantaranya adalah :
Pencatatan Transaksi
Pencatatan transaksi merupakan kegiatan mencatat setiap transaksi
yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Standarnya adalah semua
transaksi yang berhubungan dengan kas, pembelian, penjualan, piutang,
dan utang. Mencatat setiap transaksi sangat penting sebagai bahan untuk
menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya pencatatan transaksi, maka tidak
mungkin laporan keuangan dapat dibuat, setiap transaksi juga harus
disertai bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar
terjadi. Setiap transaksi dicatat di dalam buku jurnal. Dengan
menggunakan jurnal, setiap transaksi dapat dicatat dengan rapi, dan
jelas. Untuk menambahkan kebiasaan mencatat setiap transaksi usaha yang
terjadi maka diperlukan sebuah format jurnal yang praktis dan cepat.
Pembuatan bukti asli
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan
dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar
bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula
disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara
tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan
transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan
bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah
transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya
transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.
- Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.
- Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur.
Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya
faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
- Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota
dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau
penerimaan barang.
- Pencatatan dalam buku harian (jurnal)
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal
adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Sebagaimana di
tunjukkan oleh nama-nama kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
Nama perkiraan.
Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Pencatatan buku besar dan buku tambahan
- Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada
pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka
perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut
harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.
Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan
menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut
jenisnya.
- Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk
mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan
piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama
langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan
hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur)
dan berapa saldo masing-masing kreditur.
- Neraca lajur
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar,
dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan
memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar
dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total
debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu
alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
- Menyusun laporan keuangan
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan
laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan
posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus
ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan,
tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
- Jurnal penutup
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan,
beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam
perkiraan modal.
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan
pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah
bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa
perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan
dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba
Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah
beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode
tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat
penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan.
Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan
kedalam modal.
- Neraca saldo setelah penutupan
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai
ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan
penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan
neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh
perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan
bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode
akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal
perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.
3.3 Hasil Pengamatan
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan usaha kecil menengah
adalah belum adanya penerapan dari sistem akuntansi. Karena banyak
usaha kecil dan menengah yang beranggapan bahwa penerapan sistem
akuntansi disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan
sistem akuntansi untuk diterapkan dalam usaha kecil dan kurangnya
pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun dalam
kenyataanya, penerapan sistem akuntansi yang terdapat di UD Litabena
membutuhkan keterampilan akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis usaha
kecil menengah dan sesuai sistem akuntansi.
Formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat
yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan
ekonomis dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan masih belum terpenuhi.
3.4 Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang muncul selama KKM, penulis menemukan sejumlah
pemecahan masalah diantaranya adalah penerapan sistem akuntansi yang
harus diterapkan, supaya usaha tersebut dapat menjadi sebuah tolak ukur
bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh. Dimulai
dengan menerapkan unsur-unsur sistem akuntansi, terdiri dari
formulir/dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi,
sebaiknya pada bon penjualan dan pembelian bahan baku persediaan, nama
produknya dicatat dengan rinci agar persediaan barang dagang bisa
dikontrol dengan baik. Selain itu kuitansi-kuitansi pembelian barang
agar disimpan dengan baik, sehingga pada saat penggunaaan sistem
akuntansi, informasi yang digunakan lebih akurat, berikutnya
catatan-catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, buku besar
pembantu, dan unsur yang ketiga adalah Laporan yang menghasilkan
informasi dikenal sebagai laporan keuangan, seluruh laporan keuangan
harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal
atau periode waktu laporan tersebut. Dalam menyusun sistem akuntansi
juga harus memenuhi prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk
mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penerapan sistem akuntansi pada usaha kecil menengah sangat penting
dalam mencapai keberhasilan usaha karena dapat menjadi dasar yang handal
bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan, diantaranya
pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.
Sistem akuntansi menunjukkan bahwa fungsi-fungsi akuntansi merupakan
maninvestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi akan
tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku dan catatan-catatan
akuntansi serta laporan yang disajikan.
Sistem akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi, meningkatkan
pengawasan internal check, melindungi harta benda perusahaan dan
meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.
4.2 Saran
Sebaiknya pihak UD Litabena menerapkan sistem akuntansi dan
pencatatan atas laporan keuangan agar memperoleh kemudahan, tidak hanya
untuk kemudahan kredit dari kreditur, tetapi juga untuk
pengendalian
aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi
biaya-biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk
pengambilan keputusan usaha ke depannya.
Sebaiknya pada bon penjualan dan pembelian bahan baku persediaan,
nama produknya dicatat dengan rinci agar persediaan barang dagang bisa
dikontrol dengan baik. Selain itu kwitansi-kwitansi pembelian barang
agar disimpan dengan baik, sehingga pada saat penggunaaan sistem
akuntansi, informasi yang digunakan lebih akurat
Sumber : http://sistemakuntansiudlitabena.blogspot.com/